Realnewsbengkulu.com || Rejang Lebong -- Penurunan stunting di kabupaten Rejang Lebong terus gencar dilakukan berbagai pihak. Dimana selama tahun 2022 lalu, Kabupaten Rejang Lebong telah berhasil menurunkan angka stunting hingga 6 persen dari tahun 2021.

Hal tersebut diungkapkan oleh Plt. Kadinkes Rejang Lebong, Repi Maido Satria, SKM, saat pelaksanaan kegiatan Gerakan Nasional Isi Piringku dengan Protein Hewani Cegah Stunting dalam rangka Hari Gizi Nasional ke-63, yang berlangsung di Balai Desa Sambirejo kecamatan Selupu Rejang, Rabu (15/02/23) Pagi.

" Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan prevalensi balita stunting di kabupaten Rejang Lebong sebesar 20,2 persen, angka prevalensi tersebut menunjukkan penurunan dimana pada tahun 2021 sebelumnya yang menunjukkan prevalensi sebesar 26 persen. Di tahun 2023 ini Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong menargetkan menurunkan angka stunting hingga 4 persen," jelasnya.

Untuk mencapai target tersebut, sambungnya, perlu dukungan seluruh pihak,   dengan kecilnya angka stunting di kabupaten Rejang Lebong, tentunya menggambarkan masyarakat di kabupaten Rejang Lebong sejahtera.

" Insyaallah apa yang kita targetkan akan tercapai jika mendapat dukungan dari seluruh pihak. Selain itu juga dengan angka stunting yang kecil tentunya sesuai dengan visi dan misi Pemerintah Daerah kabupaten Rejang Lebong yang Bercahaya untuk semua (berkarakter, religius, cerdas, sehat, berbudaya untuk sejahtera dan maju bersama)," tambahnya.

Sementara itu, Ketua TP - PKK RL, Hj. Hartini Syamsul Effendi, MM didampingi Wakil TP - PKK RL, Indah Tri Wahyuni mengatakan kegiatan Gerakan Nasional Isi Piringku dengan Protein Hewani Cegah Stunting dalam rangka Hari Gizi Nasional ke-63 tahun 2023 ini bertemakan "Cegah Stunting dengan Protein Hewani".

" Angka stunting disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya terjadi karena kurangnya asupan protein hewani, maka dari itu kegiatan ini salah satu solusi untuk mensosialisasikan kepada seluruh masyarakat kabupaten Rejang Lebong khususnya di kecamatan Selupu Rejang," jelasnya.

Selain itu, stunting sendiri juga disebabkan oleh beberapa faktor mulai dari rendahnya akses terhadap makanan bergizi, kurangnya asupan vitamin dan mineral, buruknya sanitasi dan akses terhadap layanan kesehatan, dan juga buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani.

" Kita harapkan, dengan kegiatan serupa yang akan rutin kita lakukan dengan menyasar para ibu-ibu, kader PKK dan kader Posyandu dapat membatu kita dalam menurunkan angka stunting di kabupaten yang kita cintai ini," tutupnya. (Red/Adv)